Itulah
tegukan pertama dari cawan yang telah diisi oleh para dewa dari air pancuran
cinta.
Itulah
batas antara kebimbangan yang menghiburkan dan menyedihkan hati dengan takdir
yang mengisinya dengan kebahagiaan.
Itulah
baris pembuka dari suatu puisi kehidupan, bab pertama dari suatu novel tentang
manusia.
Itulah
tali yang menghubungkan pengasingan masa lalu dengan kejayaan masa depan.
Ciuman
pertama menyatukan keheningan perasaan-perasaan dengan nyanyian-nyanyiannya.
Itulah
satu kata yang diucapkan oleh sepasang bibir yang menyatukan hati sebagai
singgahsana, cinta sebagai raja, kesetiaan sebagai mahkota.
Itulah
sentuhan lembut yang mengungkapkan bagaimana jari-jemari angin mencumbui mulut
bunga mawar, mempesonakan desah nafas kenikmatan panjang dan rintihan manis nan
lirih.
Itulah
permulaan getaran-getaran yang memisahkan kekasih dari dunia ruang dan matra
dan membawa mereka kepada ilham dan impian-impian.
Ia
memadukan taman bunga berbentuk bintang-bintang dengan bunga buah delima,
menyatukan dua aroma untuk melahirkan jiwa ketiga.
Jika
pandangan pertama adalah seperti benih yang ditaburkan para dewa di ladang hati
manusia, maka ciuman pertama mengungkapkan bunga pertama yang mekar pada
ranting pohon cabang pertama kehidupan.
:+:
Kahlil Gibran :+:
0 comments:
Post a Comment