Pages

Friday, February 8, 2013

Aliran Teori Belajar



Aliran Teori Belajar dipandang dari segi Psikologi

Secara garis besar ada tiga rumpun dari teori atau aliran-aliran teori belajar menurut pandangan psikologi yaitu teori Disiplin Mental, teori Behaviorisme, dan teori Cognitive Gestalt-Filed.


a. Teori Disiplin Mental
Teori Disiplin Mental (Plato, Aris Toteles) menganggap bahwa dalam belajar mental siswa didisiplinkan atau dilatih. Dalam mengajar siswa membaca misalnya, guru pengikut ini melatih, “otot-otot” mental siswa. Guru-guru ini mula-mula akan memberikan daftar kata-kata yang diinginkannya dengan menggunakan kartu-kartu dimana tertulis tiap kata-kata itu.
Selanjutnya mereka melatih siswa-siswi mereka, dan setiap hari diberi test, dan siswa-siswi yang belum pandai harus kembali sesudah jam sekolah untuk dilatih kembali. Menurut rumpun Psikologi teori Disiplin mental ini individu memiliki kekuatan, kemampuan, atau potensi-potensi tertentu. Belajar adalah mengembangakan diri dari kekuatan, kemampuan atau potensi-potensi individu, proses pengembangan kekuatan-kekuatan tersebut tiap aliran-aliran atau tiap teori mengemukakan pandangan yang berbeda.
Jadi belajar adalah mengusahakan adanya tanggapan sebanyak-banayknya atau sejelas-jelasnya pada kesadaran individu. Hal ini berkaitan dengan tanggapan itu diperoleh melalui pemberian bahan sederhana tetapi penting dan juga menarik. Sesungguhnya seorang anak mempunyai kekuatan sendiri untuk mencari, mencoba, menemukan, dan mengembangkan dirinya sendiri. Artinya pendidik tidak perlu melakukan intervensi yang berlebihan atau terlalu banyak turut ikut campur mengatur anak, biarkan dia belajar sendiri, yang penting bagi guru adalah perlu diciptakan situasi belajar yang permissif (rileks), menarik dan bersifat alamiyah. Teori yang sangat berlawanan sekali dengan teori disiplin mental aialah teori perkembangan alamiah. Menurut teori ini, anak itu akan berkembang secara alamiah. Pengembangan-pengembangan teori ini adalah Jean J. Rousseau (1712-1778), ahli pendidik Swis Hainrich Pestalozzi (1746-1827), dan ahli filsafat, penemu pendidikan”
Kindergarten” Friedrich Frobel (1782-1851). Para guru yang mengikuti teori ini, mula-mula akan menunggu hingga siswa-siswa menyatakan keinginannya untuk belajar menbaca misalnya, sebelum mereka mencoba mengajar siswa-siswa ini membaca. Guru-guru lebih mementingkan perkembangan kematangan dari pada menanamkan keterampilan-keterampilan tertentu.
Dengan kata lain guru akan memberikan aturan-aturan pada siswa, lalu membicarakan benda-benda atau makhluk-makhluk hidup yang telah dikenal oleh para siswa, misalnya kucing, anjing, kuda, sapi dan lain-laninya. Kemudian guru menulis di papan “KUDA” dan menerangakan kepada siswa bahwa kata ini menerangkan kuda. Guru ini menginginkan terutama untuk membuat palajaran membaca itu menarik, dan berusaha agar para siswa memperoleh gagasan-gagasan yang benar dari membaca. Nama yang paling banyak dengan teori ini adalah Johan Friedrich Jerbat (1776-1841), yang pertama kali mengembangkan psikologi belajar secra sistematis dari teori tabularasa mengenai pikiran.[1]


[1] Saiful Sagala, op cit, hal 39-42

0 comments:

Post a Comment