Metode
Dasar Reward
A. Pengertian Reward
Metode
Reward (ganjaran) dan Punishment (hukuman) merupakan suatu bentuk
teori penguatan positif yang bersumberdari teori behavioristik. Menurut teori
behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya
interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain belajar adalah merupakan
bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah
laku dengan cara yang barusebagai hasil dari interaksiantara stimulus dan
respon.
Metode
ini biasanya digunakan oeh para manager untuk memotivasi para staff-stafnya. Gunanya
adalah untuk menampilkan penampilan terbaik mereka dan memotivasi mereka supaya
menjadi yang terbaik.[1] Ganjaran
menurut bahasa , berasal dari bahasa inggris Reward yang berarti penghargaan
atau hadiah.[2]
Sedangkan Reward menurut istilah ada beberapa hal, diantaranya adalah: Menurut
Ngalim Purnomo Reward adalah alat untuk mendidik anak-anak supaya anak
dapat merasa senang karena perbuatan atau pekerjaannya pekerjaannya mendapat
penghargaan.[3]
Menurut
Amir Daien Indrakusuma Reward adalah penilaian yang bersifat positif
terhadap belajarnya siswa.[4] Dari
beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa Reward adalah suatu
segala sesuatu yang berupa penghargaan yang menyenangkan perasaan yang
diberikan kepada siswa karena hasil baik dalam proses pendidikannya dengan
tujuan agar senantiasa melakukan pekerjaan yang baik dan terpuji.
Peranan
Reward dalam proses pengajaran cukup penting terutama sebagai factor
aksternal dalam mempengaruhi dan mengarahkan perilaku siswa. Hal ini
derdasarkan atas berbagai pertimbangan logis, diantaranya Reward ini
dapat menimbulkan motivasi belajar siswa dan dapat mempengaruhi perilaku
positif dalam kehidupan siswa.
Manusia
selalu mempunyai cita-cita, harapan, dan keinginan. Inilah yang dimanfaatkan
oleh metode Reward. Maka dengan metode ini seseorang mengerjakan
perbuatan baik atau mencapai suatu prestasi yang tertentu diberikan suatu Reward
yang menarik sebagai imbalan.[5]
Reward
merupakan
alat pendidikan yang mudah dilaksanakan dan sangat menyenangkan bagi para
siswa. Untuk itu, Reward dalam suatu proses pendidikan sangat dibutuhkan
kebenarannya demi meningkatkan motivasi belajar siswa. Maksud dari pendidik
memberikan Reward kepada siswa adalah supaya siswa menjadi lebih giat
lagi usahanya untuk memperbaiki atau mempertinggi prestasi yang telah
dicapainya, dengan kata lain siswa menjadi lebih keras kemauannya untuk belajar
lebih baik.[6]
Dalam
agama islam juga mengenal metode Reward, ini terbukti dengan adanya
pahala. Pahala adalah bentuk penghargaan yang diberikan Allah SWT kepada umat
manusia yang beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh, misalnya: shalat, puasa,
membaca Al-quran, dan perbuatan baik lainnya.
Dalam
Al-quran juga dijelaskan bahwa kita dianjurkan untuk berbuat kebaikan, yaitu
dalam Q.S. Al-baqarah ayat 261 menyebutkan,[7]
Artinya:
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah[166] adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiaptiap
bulir seratus
biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan
Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al-baqarah: 261)
Berdasarkan
ayat diatas jelas bahwa metode Reward (ganjaran) mendidik kita untuk
berbudi luhur. Diharapkan agar manusia selalu berbuat baik dalam upaya mencapai
prestasi-prestasi tertentu dalam kehidupan di dunia.
Ayat
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pemberian Reward dalam konteks
pendidikan dapat diberikan bagi siapa saja yang berprestasi, dengan adanya Reward
itu, siswa akan lebih giat belajar karena dengan adanya Reward tersebur
siswa menjadi termotifasi untuk selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik.
Oleh karena itulah penting kiranya metode Reward ini diterapkan di
sekolah.
B.
Tujuan Reward
Mengenai
masalah Reward, perlu peneliti bahas tentang tujuan yang harus dicapai
dalam pemberian Reward. Hal ini dimaksudkan, agar dalam berbuat sesuatu
bukan karena perbuatan semata-mata, namun ada sesuatu yang harus dicapai dengan
perbuatannya, karena dengan adanya bertujuan akan memberi arah dalam melangkah.
Tujuan
yang harus dicapai dalam pemberian Reward adalah untuk lebih
mengembangkan dan mengoptimalkan motivasi yang bersifat intrinsic dari motivasi
ektrinsik, dalam artian siswa melakukan suatu perbuatan, maka perbuatan itu
timbul dari kesadaran siswa itu sendiri. Dan dengan Reward itu, juga
diharapkan dapat membangun suatu hubungan yang positif antara guru dan siswa,
karena Reward itu adalah bagian dari pada penjelmaan dari rasa cinta
kasih saying seorang guru kepada siswa. Jadi, maksud dari Reward itu
yang terpenting bukanlah hasil yang dicapai seorang siswa, tetapi dengan hasil
yang dicapai siswa, guru bertujuan membentuk kata hati dan kemauan yang lebih
baik dan lebih keras pada siswa.
Seperti
halanya telah disinggung diatas, bahwa Reward disamping merupakan alat
pendidikan represif yang menyenangkan, Reward juga dapat menjadi
pendorong atau motivasi bagi siswa belajaar lebih baik lagi.
C.
Perbedaan Antara Reward dan Punishment (hukuman)
Metode
pemberian Reward dan hukuman boleh diterapkan untuk memotivasi anak agar
mau berbuat baik. Namun yang penting dipahami bahwa metode ini bukan
satu-satunya metode yang menjadi pilihan bagi orang tua. Bukan pula metode
terbaik. Hal ini disebabkan karena metode ini masih memiliki ketergantungan
pada faktor eksternal, yaitu pada hadiah dan hukuman itu sendiri.
Ada
metode lain yang lebih baik, yaitu ketika anak mau memperbaiki kepribadiannya
atas dasar kesadaran diri dan motivasi yang muncul dari dalam dirinya sendiri.
Hal ini biasa disebut motivasi Intrinsik. Metode ini jauh lebih baik
karena tidak memiliki ketergantungan terhadap faktor eksternal, sehingga anak
lebih mudah mengelola dirinya sendiri kapan saja dan di mana saja. Sementara
metode pemberian hadiah dan hukuman sebaiknya dijadikan metode perantara saja
dalam rangka menumbuhkan motivasi Intrinsik pada diri anak. Ketika
metode Intrinsik sudah muncul pada diri anak, metode pemberian hadiah
dan hukuman ini bisa diakhiri. Oleh sebab itu, pemberlakuan metode hadiah dan
hukuman ini harus direncanakan target masa berakhirnya. Sementara orang tua dan
pendidik mempelajari cara-cara menumbuhkan motivasi Intrinsik ini, agar dapat
menerapkannya sedikit demi sedikit bersamaan dengan metode hadiah dan hukuman
ini.
Walaupun
hanya sebagai metode perantara, metode hadiah dan hukuman ini banyak
dimanfaatkan oleh orang tua karena relatif lebih mudah dilakukan dan lebih
cepat menampakkan hasil dibandingkan metode penumbuhan motivasi Intrinsik.[8] Reward
dan Punishment merupakan dua bentuk metode dalam memotivasi
seseorang untuk melakukan kebaikan dan meningkatkan prestasinya. Kedua metode
ini sudah cukup lama dikenal dalam dunia kerja. Tidak hanya dalam dunia kerja,
dalam dunia penidikan pun kedua ini kerap kali digunakan. Namun selalu terjadi
perbedaan pandangan, mana yang lebih diprioritaskan antara Reward dengan
Punishment?
Reward
artinya
ganjaran, hadiah, penghargaan atau imbalan. Dalam metode manajemen, Reward merupakan
salah satu alat untuk peningkatan motivasi para pegawai. Metode ini bisa
meng-asosiasi-kan perbuatan dan kelakuan seseorang dengan perasaan bahagia,
senang, dan biasanya akan membuat mereka melakukan suatu perbuatan yang baik secara
berulang-ulang. Selain motivasi, Reward juga bertujuan agar seseorang
menjadi giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau meningkatkan prestasi yang
telah dapat dicapainya.
Sementara
Punishment diartikan sebagai hukuman atau sanksi. Jika Reward merupakan
bentuk reinforcement yang positif; maka Punishment sebagai bentuk
reinforcement yang negatif, tetapi kalau diberikan secara tepat dan
bijak bisa menjadi alat motivasi. Tujuan dari metode ini adalah menimbulkan
rasa tidak senang pada seseorang supaya mereka jangan membuat sesuatu yang
jahat. Jadi, hukuman yang dilakukan mesti bersifat pedagogies, yaitu
untuk memperbaiki dan mendidik ke arah yang lebih baik.
Pada
dasarnya keduanya sama-sama dibutuhkan dalam memotivasi seseorang, termasuk
dalam memotivasi para pegawai dalam meningkatkan kinerjanya. Keduanya merupakan
reaksi dari seorang pimpinan terhadap kinerja dan produktivitas yang telah
ditunjukkan oleh bawahannya; hukuman untuk perbuatan jahat dan ganjaran untuk perbuatan
baik. Melihat dari fungsinya itu, seolah keduanya berlawanan, tetapi pada
hakekatnya sama-sama bertujuan agar seseorang menjadi lebih baik, termasuk
dalam memotivasi para pegawai dalam bekerja.[9]
Reward
dan
Punishment ini adalah dua metode yang cocok diterapkan dimana saja, baik
didalam pemerintahan, lembaga, ataupun sekolah. Syarat metode ini adalah adanya
atasan dan bawahan. Reward diberikan kepada seseorang yang mendapatkan
prestasi yang baik, sedangkan Punishment diberikan kepada yang
melanggar.
Dalam
dunia sekolah, seorang guru adalah meneger dari siswasiswanya. Guru yang
mengorganisir dan merencanakan proses belajar mengajar, sedangkan yang
mengimplementasikan adalah guru dan siswa. Didalam kelas seorang guru
menerapakn metode riward ini dengan memberikan hadiah kepada siswanya yang
pantas mendapatkan. Misalnya, siswa diperintah untuk maju kedepan dan berhasil
melakukan apa yang diperintahkan oleh guru, kemudian siswa itu mendapat
penghargaan atau hadiah dari guru tersebut. Punishment bisa juga
diberikan oleh guru karena siswa melanggar larangan. Akan tetapi Punishment tidak
berupa hal yang bersifat fisik dan berakibat pada mentalnya siswa.
Hukuman
yang diberikan bukanlah dengan kekerasan, tetapi diberikan dengan ketegasan.
Jika hukuman dilakukan dengan kekerasan, maka hukuman tidak lagi memotivasi
seseorang berbuat baik, melainkan membuatnya merasa takut dan benci sehingga
bisa menimbulkan pemberontakan batin. Di sinilah dibutuhkan skill dari para
pimpinan atau si pemberi Punishment sehingga tujuan yang diinginkan
dapat tercapai secara efektif.
[1]
Robet
Epstein dan Jessika Rogers, loc.cit., hlm. 189
[2]
John M.
Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1996),
hlm. 482
[3]
M. Ngalim
Purwanto, Ilmu Pendidikan Toretis dan Praktis (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2006), hlm. 182
[4]
Menurut
Amir Daien Indrakusuma, PengantarIlmu Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional,
1973), hlm. 159
[5]
Mahfudh
Shomahuddin, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (Surabaya: Bina Ilmu, 1987),
hlm. 81
[6]
M. Ngalim
Purwanto, loc. cit., hlm. 182
[7]
Departemen
Agama RI, Al-quran Terjemah dan Penjelasan Ayat Ahkam (Jakarta: Pena Quran,2002),
hlm. 45
[8]
http://www.sdpemudabangsa.com.
(Monday, 13 October 2008 Ditulis oleh Administrator. Hadiah Dan Hukuman:
Metoda Perantara.)
[9]
http://ipdn-artikelgratis.blogsport.com.
(Kamis, 2008 September 18. Sistem Reward dan Punishment Untuk Meningkatkan Sumber
Daya Manusi)
0 comments:
Post a Comment