Pages

Thursday, February 7, 2013

Metode Pembelajaran-Reward



Metode Dasar Reward

A.      Pengertian Reward
Metode Reward (ganjaran) dan Punishment (hukuman) merupakan suatu bentuk teori penguatan positif yang bersumberdari teori behavioristik. Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain belajar adalah merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang barusebagai hasil dari interaksiantara stimulus dan respon.
Metode ini biasanya digunakan oeh para manager untuk memotivasi para staff-stafnya. Gunanya adalah untuk menampilkan penampilan terbaik mereka dan memotivasi mereka supaya menjadi yang terbaik.[1] Ganjaran menurut bahasa , berasal dari bahasa inggris Reward yang berarti penghargaan atau hadiah.[2] Sedangkan Reward menurut istilah ada beberapa hal, diantaranya adalah: Menurut Ngalim Purnomo Reward adalah alat untuk mendidik anak-anak supaya anak dapat merasa senang karena perbuatan atau pekerjaannya pekerjaannya mendapat penghargaan.[3]
Menurut Amir Daien Indrakusuma Reward adalah penilaian yang bersifat positif terhadap belajarnya siswa.[4] Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa Reward adalah suatu segala sesuatu yang berupa penghargaan yang menyenangkan perasaan yang diberikan kepada siswa karena hasil baik dalam proses pendidikannya dengan tujuan agar senantiasa melakukan pekerjaan yang baik dan terpuji.
Peranan Reward dalam proses pengajaran cukup penting terutama sebagai factor aksternal dalam mempengaruhi dan mengarahkan perilaku siswa. Hal ini derdasarkan atas berbagai pertimbangan logis, diantaranya Reward ini dapat menimbulkan motivasi belajar siswa dan dapat mempengaruhi perilaku positif dalam kehidupan siswa.
Manusia selalu mempunyai cita-cita, harapan, dan keinginan. Inilah yang dimanfaatkan oleh metode Reward. Maka dengan metode ini seseorang mengerjakan perbuatan baik atau mencapai suatu prestasi yang tertentu diberikan suatu Reward yang menarik sebagai imbalan.[5]
Reward merupakan alat pendidikan yang mudah dilaksanakan dan sangat menyenangkan bagi para siswa. Untuk itu, Reward dalam suatu proses pendidikan sangat dibutuhkan kebenarannya demi meningkatkan motivasi belajar siswa. Maksud dari pendidik memberikan Reward kepada siswa adalah supaya siswa menjadi lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau mempertinggi prestasi yang telah dicapainya, dengan kata lain siswa menjadi lebih keras kemauannya untuk belajar lebih baik.[6]
Dalam agama islam juga mengenal metode Reward, ini terbukti dengan adanya pahala. Pahala adalah bentuk penghargaan yang diberikan Allah SWT kepada umat manusia yang beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh, misalnya: shalat, puasa, membaca Al-quran, dan perbuatan baik lainnya.
Dalam Al-quran juga dijelaskan bahwa kita dianjurkan untuk berbuat kebaikan, yaitu dalam Q.S. Al-baqarah ayat 261 menyebutkan,[7]
Artinya: Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[166] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiaptiap
bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al-baqarah: 261)

Berdasarkan ayat diatas jelas bahwa metode Reward (ganjaran) mendidik kita untuk berbudi luhur. Diharapkan agar manusia selalu berbuat baik dalam upaya mencapai prestasi-prestasi tertentu dalam kehidupan di dunia.
Ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pemberian Reward dalam konteks pendidikan dapat diberikan bagi siapa saja yang berprestasi, dengan adanya Reward itu, siswa akan lebih giat belajar karena dengan adanya Reward tersebur siswa menjadi termotifasi untuk selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik. Oleh karena itulah penting kiranya metode Reward ini diterapkan di sekolah.

B.      Tujuan Reward
Mengenai masalah Reward, perlu peneliti bahas tentang tujuan yang harus dicapai dalam pemberian Reward. Hal ini dimaksudkan, agar dalam berbuat sesuatu bukan karena perbuatan semata-mata, namun ada sesuatu yang harus dicapai dengan perbuatannya, karena dengan adanya bertujuan akan memberi arah dalam melangkah.
Tujuan yang harus dicapai dalam pemberian Reward adalah untuk lebih mengembangkan dan mengoptimalkan motivasi yang bersifat intrinsic dari motivasi ektrinsik, dalam artian siswa melakukan suatu perbuatan, maka perbuatan itu timbul dari kesadaran siswa itu sendiri. Dan dengan Reward itu, juga diharapkan dapat membangun suatu hubungan yang positif antara guru dan siswa, karena Reward itu adalah bagian dari pada penjelmaan dari rasa cinta kasih saying seorang guru kepada siswa. Jadi, maksud dari Reward itu yang terpenting bukanlah hasil yang dicapai seorang siswa, tetapi dengan hasil yang dicapai siswa, guru bertujuan membentuk kata hati dan kemauan yang lebih baik dan lebih keras pada siswa.
Seperti halanya telah disinggung diatas, bahwa Reward disamping merupakan alat pendidikan represif yang menyenangkan, Reward juga dapat menjadi pendorong atau motivasi bagi siswa belajaar lebih baik lagi.

C.      Perbedaan Antara Reward dan Punishment (hukuman)
Metode pemberian Reward dan hukuman boleh diterapkan untuk memotivasi anak agar mau berbuat baik. Namun yang penting dipahami bahwa metode ini bukan satu-satunya metode yang menjadi pilihan bagi orang tua. Bukan pula metode terbaik. Hal ini disebabkan karena metode ini masih memiliki ketergantungan pada faktor eksternal, yaitu pada hadiah dan hukuman itu sendiri.
Ada metode lain yang lebih baik, yaitu ketika anak mau memperbaiki kepribadiannya atas dasar kesadaran diri dan motivasi yang muncul dari dalam dirinya sendiri. Hal ini biasa disebut motivasi Intrinsik. Metode ini jauh lebih baik karena tidak memiliki ketergantungan terhadap faktor eksternal, sehingga anak lebih mudah mengelola dirinya sendiri kapan saja dan di mana saja. Sementara metode pemberian hadiah dan hukuman sebaiknya dijadikan metode perantara saja dalam rangka menumbuhkan motivasi Intrinsik pada diri anak. Ketika metode Intrinsik sudah muncul pada diri anak, metode pemberian hadiah dan hukuman ini bisa diakhiri. Oleh sebab itu, pemberlakuan metode hadiah dan hukuman ini harus direncanakan target masa berakhirnya. Sementara orang tua dan pendidik mempelajari cara-cara menumbuhkan motivasi Intrinsik ini, agar dapat menerapkannya sedikit demi sedikit bersamaan dengan metode hadiah dan hukuman ini.
Walaupun hanya sebagai metode perantara, metode hadiah dan hukuman ini banyak dimanfaatkan oleh orang tua karena relatif lebih mudah dilakukan dan lebih cepat menampakkan hasil dibandingkan metode penumbuhan motivasi Intrinsik.[8] Reward dan Punishment merupakan dua bentuk metode dalam memotivasi seseorang untuk melakukan kebaikan dan meningkatkan prestasinya. Kedua metode ini sudah cukup lama dikenal dalam dunia kerja. Tidak hanya dalam dunia kerja, dalam dunia penidikan pun kedua ini kerap kali digunakan. Namun selalu terjadi perbedaan pandangan, mana yang lebih diprioritaskan antara Reward dengan Punishment?
Reward artinya ganjaran, hadiah, penghargaan atau imbalan. Dalam metode manajemen, Reward merupakan salah satu alat untuk peningkatan motivasi para pegawai. Metode ini bisa meng-asosiasi-kan perbuatan dan kelakuan seseorang dengan perasaan bahagia, senang, dan biasanya akan membuat mereka melakukan suatu perbuatan yang baik secara berulang-ulang. Selain motivasi, Reward juga bertujuan agar seseorang menjadi giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau meningkatkan prestasi yang telah dapat dicapainya.
Sementara Punishment diartikan sebagai hukuman atau sanksi. Jika Reward merupakan bentuk reinforcement yang positif; maka Punishment sebagai bentuk reinforcement yang negatif, tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Tujuan dari metode ini adalah menimbulkan rasa tidak senang pada seseorang supaya mereka jangan membuat sesuatu yang jahat. Jadi, hukuman yang dilakukan mesti bersifat pedagogies, yaitu untuk memperbaiki dan mendidik ke arah yang lebih baik.
Pada dasarnya keduanya sama-sama dibutuhkan dalam memotivasi seseorang, termasuk dalam memotivasi para pegawai dalam meningkatkan kinerjanya. Keduanya merupakan reaksi dari seorang pimpinan terhadap kinerja dan produktivitas yang telah ditunjukkan oleh bawahannya; hukuman untuk perbuatan jahat dan ganjaran untuk perbuatan baik. Melihat dari fungsinya itu, seolah keduanya berlawanan, tetapi pada hakekatnya sama-sama bertujuan agar seseorang menjadi lebih baik, termasuk dalam memotivasi para pegawai dalam bekerja.[9]
Reward dan Punishment ini adalah dua metode yang cocok diterapkan dimana saja, baik didalam pemerintahan, lembaga, ataupun sekolah. Syarat metode ini adalah adanya atasan dan bawahan. Reward diberikan kepada seseorang yang mendapatkan prestasi yang baik, sedangkan Punishment diberikan kepada yang melanggar.
Dalam dunia sekolah, seorang guru adalah meneger dari siswasiswanya. Guru yang mengorganisir dan merencanakan proses belajar mengajar, sedangkan yang mengimplementasikan adalah guru dan siswa. Didalam kelas seorang guru menerapakn metode riward ini dengan memberikan hadiah kepada siswanya yang pantas mendapatkan. Misalnya, siswa diperintah untuk maju kedepan dan berhasil melakukan apa yang diperintahkan oleh guru, kemudian siswa itu mendapat penghargaan atau hadiah dari guru tersebut. Punishment bisa juga diberikan oleh guru karena siswa melanggar larangan. Akan tetapi Punishment tidak berupa hal yang bersifat fisik dan berakibat pada mentalnya siswa.
Hukuman yang diberikan bukanlah dengan kekerasan, tetapi diberikan dengan ketegasan. Jika hukuman dilakukan dengan kekerasan, maka hukuman tidak lagi memotivasi seseorang berbuat baik, melainkan membuatnya merasa takut dan benci sehingga bisa menimbulkan pemberontakan batin. Di sinilah dibutuhkan skill dari para pimpinan atau si pemberi Punishment sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai secara efektif.


[1] Robet Epstein dan Jessika Rogers, loc.cit., hlm. 189
[2] John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1996), hlm. 482
[3] M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Toretis dan Praktis (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 182
[4] Menurut Amir Daien Indrakusuma, PengantarIlmu Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1973), hlm. 159
[5] Mahfudh Shomahuddin, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (Surabaya: Bina Ilmu, 1987), hlm. 81
[6] M. Ngalim Purwanto, loc. cit., hlm. 182
[7] Departemen Agama RI, Al-quran Terjemah dan Penjelasan Ayat Ahkam (Jakarta: Pena Quran,2002), hlm. 45
[8] http://www.sdpemudabangsa.com. (Monday, 13 October 2008 Ditulis oleh Administrator. Hadiah Dan Hukuman: Metoda Perantara.)
[9] http://ipdn-artikelgratis.blogsport.com. (Kamis, 2008 September 18. Sistem Reward dan Punishment Untuk Meningkatkan Sumber Daya Manusi)

0 comments:

Post a Comment