Pengertian
metode Every One Is Teacher Here
Menurut
pendapatnya Sodiq (2001: 21), Metode Every One Is teacher Here yaitu
metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran
siswa, dan dapat disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh
pembelajaran pada berbagai mata pelajaran, khususnya mencapaian tujuan yaitu
meliputi aspek: kemampuan mengemukakan pendapat, kemampuan menganalisa
masalah, kemampuan menuliskan pendapat-pendapatnya (kelompoknya) setelah
melakukan pengamatan, kemampuan menyimpulkan, dan lain-lain.
Tehnik
pembelajaran Every One Is Teacher Here (semua orang adalah guru),
adalah pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan
mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan
tuntutan kompetensi, untuk mengembangkan Interaksi pembelajaran siswa dilakukan
dengan siswa menulis pertanyaan dikartu index dan mempersiapkan jawabannya, dan
berkomunikasi karena dengan berkomunikasi pembelajaran dititik beratkan pada
hubungan antar individu dan sumber belajar yang lain dan berorientasi pada
kemampuan individu untuk berhubungan dengan sumber belajar tersebut. Tehnik
pembelajaran ini memotivasi semua siswa untuk aktif dan memberi kesempatan pada
siswa untuk mengajar temannya dan mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang
sama, serta dapat membuat pertanyaan dan mengemukakan pendapat.[1]
Dibawah
ini merupakan salah satu teknik pembelajaran aktif model Every
one
is teacher here dengan
langkah penerapannya:
1)
Every One Is
Teacher Here (setiap siswa
bisa menjadi guru)
Setiap
siswa bisa menjadi guru, merupakan strategi yang mudah untuk mendapatkan
partisipasi seluruh kelas dan pertanggung jawaban individu. Strategi ini
memberikan kesempatan bagi setiap siswa untuk bertindak sebagai “guru” bagi
siswa lain atau suatu strategi yang digunakan oleh pendidik dengan maksud
meminta peserta didik untuk semua berperan menjadi nara sumber terhadap para
temannya dikelas belajar.
Langkah-langkah
penerapannya:
a)
Berikan
bahan bacaan dan meminta peserta untuk membaca bahan tersebut.
b)
Mintalah
setiap peserta untuk membuat pertanyaan dari bahan tersebut dan ditulis dikertas.
c)
Kocoklah
kertas pertanyaan tersebut, lalu bagikan kembali pada semua peserta.
d)
Mintalah
peserta dalam hati sambil memikirakan jawabannya dari pertanyaan tersebut.
e)
Panggil
secara bergantian untuk membaca prtanyaan dan jawaban masing-masing.
f)
Minta
peserta lain untuk membei tanggapan.[2]
2) Prinsip dan Tujuan Every
One Is Teacher Here
Menurut
pendapat Asy syaibany Metode Every One Is Teacher Here menjelaskan bahwa
terdapat tujuh prinsip pokok yang harus diterapkan oleh seorang guru
dalam hal metode pengajaran, yaitu:
1)
mengetahui
motivasi, kebutuhan, dan minat anak didiknya;
2)
tujuan
pendidikan yang sudah diterapkan sebelum pelaksanaan
3)
pendidikan;
4)
mengetahui
tahap kematangan (maturity), perkembangan, serta perubahan anak didik;
5)
mengetahui
perbedaan-perbedaan individu anak didik;
6)
memperhatikan
pemahaman dan mengetahui hubungan-hubungan, dan kebebasan berfikir;
7)
menjadikan
proses pendidikan sebagai pengalaman yang menggembirakan bagi anak didik; dan
8)
menegakkan
contoh yang baik (uswatun hasanah).
Penjelasan
tersebut diperkuat bahwa tujuan diadakannya metode adalah menjadikan proses dan
hasil belajar mengajar menjadi lebih baik berdaya guna dan menimbulkan
kesadaran anak didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran agama (Islam) melalui
teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar anak didik secara mantap.
Sementara
itu, pembelajaran adalah “proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.”[3] Sehingga
dapat dipahami bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara yang harus dilalui
untuk menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pelajaran.
Dalam firman
Allah swt. disebutkan
“Dan carilah
jalan (metode) yang mendekatkan diri kepada-Nya dan bersungguh-sungguh pada
jalan-Nya.” (Q.S.
al-Maidah: 35)
Ayat
tersebut menunjukkan bahwa dalam proses pelaksanaan pendidikan dibutuhkan
adanya metode yang tepat, guna menghantarkan tercapainya tujuan pendidikan yang
dicita-citakan. Seperti halnya materi, hakekat metode hanya sebagai alat, bukan
tujuan.
Untuk
merealisir tujuan sangat dibutuhkan alat. Bahkan alat merupakan syarat mutlak
bagi setiap kegiatan pendidikan dan pengajaran. Bila kiai maupun ustadz mampu
memilih metode dengan tepat dan mampu menggunakannya dengan baik, maka mereka
memiliki harapan besar terhadap hasil pendidikan dan pengajaran yang dilakukan.
Mereka tidak sekedar sanggup mengajar santri, melainkan secara profesional
berpotensi memilih model pengajaran yang paling baik diukur dari perspektif
didaktik-methodik. Maka proses belajar-mengajar bisa berlangsung secara efektif
dan efisien, yang menjadi pusat perhatian pendidikan modern sekarang ini.[4]
Uraian
tersebut di atas, menunjukkan bahwa fungsi metode pendidikan adalah mengarahkan
keberhasilan belajar dan memberikan kemudahan kepada anak didik. Sedangkan,
tugas utamanya adalah mengadakan aplikasi prinsip-prinsip psikologis dan
pedagogis agar anak didik dapat menghayati, mengetahui, dan mengerti materi
yang diajarkan. Selain itu, tugas utama dalam metode tersebut adalah membuat
perubahan tingkah laku, sikap, minat anak didik kepada perubahan yang nyata.[5]
3)
Peran pembelajaran Aktif dengan metode Every One Is Teacher Here dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa
Pembelajaran
aktif model Every One Is Teacher Here mempunyai peran yang sangat
penting dalam pembelajaran. Menurut Sodiq (2001:21) bahwa metode Every One
Is Teacher Here dapat meningkatkan motivasi, keaktifan dan prestasi belajar
siswa.[6]
Untuk
itu dalam proses belajar mengajar guru harus mempunyai berbagai macam metode
yang diterapkan, karena dapat memacu siswa untuk giat dalam belajar. Apabila
didalam diri peserta didik itu kurang giat dalam belajar itu disebabkan karena
motivasi yang dimiliki rendah, sehingga mengakibatkan keaktifan kurang, dan
prestasi yang rendah pula. Hal ini bias terjadi karena:
1.
Metode
mengajar guru yang dapat menimbulkan kesulitan belajar antara lain:
a)
Metode
mengajar yang mendasarkan diri pada latihan mekanis tidak didasarkan pada
pegertian.
b)
Guru
dalam mengajar tidak menggunakan alat peraga yang memungkinkan semua alat
inderanya sendiri.
c)
Metode
mengajar yang menyebabkan murid pasif, sehingga anak tidak ada aktivitas. Hal
ini bertentangan dengan dasar psikologi, sebab pada dasarnya individu ini
makhluk dinamis.
d)
Metode
mengajar tidak menarik, kemungkunan materinya tiggi, atau tidak menguasai
bahan.
e)
Guru
hanya menggunakan satu metode saja dan tidak bervariasi. Hal ini menunjukkan
guru yang sempit, tidak mempunyai kecakapan diskusi, Tanya jawab, eksperimen,
sehingga menimbulkan aktivitas murid dan suasana menjadi tidak hidup.
2.
Guru-guru
menuntut standar pelajaran di atas kemampuan anak.
3.
Guru
tidak memiliki kecakapan dalam usaha diagnosis kesulitan belajar.
Misalnya
dalam bakat, minat, sifat, kebutuhan anak-anak dan sebagainya.
4.
Guru
tak pandai menerangkan, sinis dan sombong, menjengkelkan tinggi hati, pelit
dalam memberi angka, tak adil dal lain-lain.
5.
Guru
kurang ahli, pada mata pelajaran yang dipegangnya. Hal ini bisa terjadi, karena
yang dipegagnya kurang sesuai, sehingga kurang menguasi lebih-lebih kalau
kurang persiapan, sehingga cara menerapkan kurang jelas, sukar dimengerti oleh
muridnya.[7]
Sedangkan
hal-hal yang menyebabkan keaktifan siswa kurang antara lain:
1.
Siswa
cenderung bosan dengan diskusi yang monoton.
2.
Siswa
kurang mendapat kebebasn untuk mengajukan permasalahan sendiri.
3.
Siswa
yang kurang memperhatikan pelajaran tidak mendapat teguran dari guru bidan
studi.
4.
Siswa
ramai pada saat siswa lain menuliskan jawaban kedepan kelas.
5.
Siswa
hanya menulis jawaban yang mereka cari saja sedangkan jawaban yang lain tidak,
dengan kata lain mereka tidak mau tau dengan jawaban dari teman lain.
6.
Kurang
ada kerjasama dalam menyelesaikan masalah. Sehingga mengakibatkan proses
belajar-mengajar kurang lancar dan hasil yang dicapaipun kurang memuaskan.
[1] Siswandi,
pengertian evry one is teacher here.http:www. ptk gurublog at wordpress
diakses 30 september 2009
[2]
Fatah
yasin. Dimens-dimensi pendidikan islam.(UIN- Malang PRES 2008 )
[3]
UU RI No.
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung:Citra Umbara, hal.5
[4]
Armai
Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat: Ciputat
Press, 2002, hal.43
[5]
Siswandi,
pengertian evry one is teacher here.http:www. ptk gurublog at wordpress
diakses 30 september 2009
[6]
Ibid…
[7]
Ahmadi dan
supriono. Psikologi belajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 1991) hlm84-85.
0 comments:
Post a Comment