BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Dalam proses pembelajaran tentu adanya suatu penilaian.
Secara khusus Pembelajaran bahasa secara komunikatif menekankan pada
dikuasainya keterampilan berkomunikasi oleh siswa, yaitu mampu memahami dan
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi.
Pada materi ini, anda akan dibantu
memahami dan menggunakan penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia SD
difokuskan pada kemampuan siswa memahami dan menggunakan bahasa sebagai alat
komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka pemakalah
dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Penilaian proses dan hasil dalam
penilaian pembelajaran bahasa Indonesia SD.
2. Model penilaian pembelajaran
keterampilan bernahasa tulis.
3. Model penilaian pembelajaran
keterampilan berbahasa lisan.
4. Penilaian pembelajaran bahasa
Indonesia SD: tes dan nontes.
BAB II
PENILAIAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD/MI
A. Pengertian Penilaian
Ada dua istilah terkait dengan konsep penilaian (assesment), yaitu pengukuran (measurement) dan evaluasi (evaluation) (Djemari Mardaphi, 2007).
Pengukuran adalah proses penetapan angka terhadap suatu gejala menurut aturan
tertentu. Sedangkan evaluasi adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat
atau kegunaan suatu objek. Dalam melakukan evaluasi di dalamnya ada kegiatan
untuk menentukan nilai (misalkan: paham-tidak paham, baik-buruk, atau
tuntas-tidak tuntas), sehingga ada unsur judgement.
Pengukuran, penilaian, dan evaluasi adalah hirarki. Pengukuran membandingkan hasil
pengamatan dengan kriteria, penilaian menjelaskan dan menafsirkan hasil
pengukuran, sedang evaluasi adalah penetapan nilai atau implikasi suatu
perilaku, baik perilaku individu maupun lembaga.
Pada Permendiknas No 20 tahun 2007 tentang standar penilaian
dijelaskan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk menentukan pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian tidak sekedar
pengumpulan data siswa, tetapi juga pengolahannya untuk memperoleh gambaran
proses dan hasil belajar siswa. Penilaian tidak sekedar memberi soal siswa
kemudian selesai, tetapi guru harus menindaklanjutinya untuk kepentingan
pembelajaran.
Pada Permendiknas No 20 tahun 2007 juga disebutkan bahwa
penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a) Sahih.
b) Objektif.
c) Adil.
d) Terpadu.
e) Terbuka.
f) Menyeluruh dan berkesinambungan.
g) Sistematis.
h) Beracuan kriteria.
i) Akuntabel.
1. Penilaian Proses dan Penilaian Hasil
dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar
Penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia sama dengan
penilaian mata pelajaran lain, meliputi 3 ruang lingkup, yaitu:
1) Penilaian program pengajaran (penilaian
terhadap tujuan, isi program, dan strategi pengajaran);
2) Penilaian proses pengajaran (kesesuaian
antara rencana dan PBM); kesiapan guru dalam melaksanakan PBM; kesiapan siswa
mengikuti PBM; minat dan perhatian siswa; keaktifan dan partisipasi siswa;
peranan BP terhadap siswa yang memerlukan; interaksi komonikasi yang terjadi
dikelas; pemberian penguatan; pemberian tugas);
3) Penilaian hasil pengajaran
penguasaan siswa terhadap tujuan yang direncanakan.
2.
Penilaian
Proses dan Penilaian Hasil Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Dalam menerapkan standar kompetensi guru harus mengembangkan
penilaian otentik berkelanjutan yang menjamin pencapaian dan penguasaan
kompetensi yang diwujudkan dalam penilaian berbasis kelas. Penilaian berbasis
kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi tentang hasil
belajar siswa dengan mengindentifikasikan pencapaian kompetensi dan hasil
belajar yang jelas standarnya dan disertai peta kemampuan belajar secara
terpadu dengan PBM. Penialain dilakukan melalui Portofolio, produk, proyek,
kinerja, atau tes. Dalam Depdiknas (2005) bahwa penilaian otentik
memiliki beberapa syarat, yaitu:
1) Proses penilaian harus merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran.
2) Penilaian harus mencerminkan masalah
dunia nyata.
3) Penilaian harus menggunakan berbagai
ukuran, metode, dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi
pengalaman belajar.
4) Penialain harus bersifat holistik,
mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran.
Menurut Suparman (2001), penilaian kelas yang tersusun
secara terencana dan sistematis oleh guru memiliki beberapa fungsi, yaitu
motivasi, fungsi belajar tuntas, fungsi efektifitas, dan fungsi umpan balik.
Tujuh penilaian menurut Sudjiono (2005), adalah:
1) Untuk memberikan informasi kemajuan
hasil belajar siswa secara individu dalam mencapai tujuan sesuai dengan kegiatan
belajar yang dilakukan.
2) Informasi yang dapat digunakan untuk
membina kegiatan belajar mengajar lebih lanjut; informasi yang dapat digunakan
oleh guru untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa.
3) Memberikan motivasi belajar siswa,
mengimformasikan kemauannya agar teransang untuk melakukan usaha perbaikan.
4) Memberi informasi tentang semua
aspek kemajuan siswa.
5) Memberi bimbingan yang tepat untuk
memilih sekolah atau jabatan sesuai dengan keterampilan, minat, dan
kemampuannya.
Untuk dapat melaksanakan penilaian pembelajaran bahasa
Indonesia dengan baik, perlu juga diketahui prinsipnya. Secara umum penilaian
harus:
1) Menyeluruh,
2) Berkesinambungan,
3) Bermakna,
4) Berorientasi pada tujuan,
5) Objektif,
6) Terbuka,
7) Kesesuaian, dan
8) Bersifat mendidik.
Dalam penilaian pembelajaran bahasa Indonesia, penilaian
yang dilakukan harus meliputi penilaian hasil belajar bahasa Indonesia dan
penilaian proses belajar bahasa Indonesia. Penilaian hasil belajar bahasa
Indonesia dapat diperoleh dengan menggunakan evaluasi berupa tes dan nontes.
Alat tes berupa soal-soal dan alat nontes berupa tugas-tugas yang diberikan.
Evaluasi proses belajar bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan observasi,
kuesioner, dan sebagainya. Dinyatakan oleh Munandir (1997) untuk mengetahui apakah
tujuan atau kompetensi yang dikehendaki sudah dikuasai siswa atau belum, dan
seberapa besar tingkat penguasaan tersebut, diperlukan pengukuran dan
penilaian. Pada praktiknya ada beberapa istilah yang digunakan untuk
pengukuran dan penilaian, yaitu: pengukuran, tes, penilaian/evaluasi, dan
pengambilan keputusan.
Pengukuran adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan informasi
secara kuantitatif, salah satu alat ukurnya berupa tes hasil pengukurannya
disebut skor. Penilaian/evaluasi adalah kegiatan untuk mengetahui apakah suatu
program telah berhasil atau belum, mengartikan skor yang diperoleh melalui
pengukuran dengan cara membandingkan skor yang diperoleh siswa, mengkaji hasil
perbandingan itu, lalu menyimpulkan: memuaskan atau tidak, baik atau tidak, lulus
atau tidak, dan seterusnya.
1)
Contoh penilaian proses pembelajaran bahasa
Indonesia
Penilaian dilakukan selama kegiatan pembelajaran itu
menggunakan lembar pengamatan membaca seperti berikut:
Lembar
pengamatan membaca bersuara
NO
|
NAMA SISWA
|
Lafal
|
Intonasi
|
Kenyaringan
|
KRITERIA
|
|||||||||
A
|
B
|
C
|
D
|
A
|
B
|
C
|
D
|
A
|
B
|
C
|
D
|
|||
A:
baik sekali
|
||||||||||||||
B
: baik
|
||||||||||||||
C
: cukup
|
||||||||||||||
D
: kurang
|
2)
Contoh penilaian hasil pembelajaran Bahasa Indonesia
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario/kegiatan
belajar-mengajar yang direncanakan, guru melakukan penilaian, misalnya dengan
cara berikut:
a.
Penilaian
hasil:
1) Sebutkan gagasan pokok teks bacaan
tersebut!
2) Ceritakan kembali isi teks bacaan
dengan kalimat sendiri!
§ Format penilaian untuk menemukan
gagasan pokok secara cepat
Nama
|
Kecepatan
|
Ketepatan (10-100)
|
1.
Tina
|
||
2.
Toni
|
||
3.
Tini
|
§ Format penilaian untuk menceritakan
isi teks secara lengkap
Aspek
|
Descriptor
|
Skor (10-100)
|
Kelengkapan
isi
|
Semua
informasi penting terwadahi dalam paragraph yang dikembangkan
|
|
Keaslian
pengungkapan
|
Paparan
tidak mencotoh teks asli
|
Dinyatakan dalam Depdiknas (2003) bahwa perekaman kompetensi
pada saat berlangsungnya PP dapat dipandang sebagai pengukuran proses,
sedangkan apabila hal itu dilakukan sesudah berakhirnya PP dipandang sebagai
pengukuran produk/hasil. Ada sejumlah alat/instrument yang dapat digunakan
untuk melakukan penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia, secara garis
besar digolongkan 2 macam, yaitu nontes (bukan tes) dan tes.
B.
Teknik
Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar: Tes dan Nontes
Ada sejumlah alat/instrumen yang dapat digunakan untuk
melakukan penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia, secara garis besar
digolongkan dalam 2 macam, yaitu tes dan nontes (bukan tes). Pada bagian unit
ini dituntut memiliki kompetensi membuat instrumen tes dan dan nontes dalam
penilaian pembelajaran bahasa Indonesia SD. Berikut akan diuraikan mengenai:
1) Teknik tes dalam penilaian
pembelajaran bahasa Indonesia SD.
2) Teknik nontes dalam penilaian
pembelajaran bahasa Indonesia SD.
1.
Penilaian
Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Secara garis besar, alat penilaian yang dapat digunakan
untuk mendapatkan informasi atau data-data mengenai siswa yang dinilai,
dibedakan atas teknik tes dan nontes. Bentuk soal ujian yang dipergunakan dapat
objektif, esai (nonbjektif) atau tugas-tugas tertentu yang sebaiknya dilakukan
siswa diluar jam pembelajaran bergantung pada kompetensi hasil belajar yang
akan diukur.
Dinyatakan Alwi (2005, Handout Desain Instruksional) langkah
pokok kegiatan evaluasi hasil belajar/penilaian meliputi:
1) Menyusun rencana penilaian, yaitu:
a)
Merumuskan
ntujuan penilaian, sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai dan indikator.
b)
Menetapkan
ranah yang akan dievaluasi kognitif, apektif, dan psikomotor.
c)
Menentukan
teknik penilaian: tes/nontes.
d)
Menentukan
bentuknya: objektif atau esai.
e)
Menyusun
alat pengukuran dan penilaian.
f)
Menentukan
tolak ukur, norma/kriteria penilaian.
g)
Menentukan
frekuensi kegiatan penilaian.
2) Menghimpun data, yaitu: melaksanakan
pengukuran dan penilaian melalui tes, wawancara, atau dengan cara lain.
3) Melakukan verifikasi/penelitian data
untuk menyaring data (memisahkan data yang baik dan yang buruk) sebelum diolah
lebih lanjut.
4) Mengolah dan menganalisis data,
yaitu memberi makna terhadap data yang sudah diperoleh, dapat dilakukan
menggunakan statistic atau tidak.
5) Menginterpretasi dan menyimpulkan
data yang sudah dianalisis, yaitu: verbalisasi dari makna yang terkandung dalam
data yang telah diolah dan dianalisis, selanjutnya dibuat kesimpulan bedasarkan
tujuan yang ingin dicapai.
6) Data hasil evaluasi yang sudah
disusun, diatur, diolah, dianalisis, dan disimpulkan, sehingga diketahui ‘
maknanya’ , selanjutnya guru/evaluator dapat menentukan kebijakan yang akan
ditempuh: siswa lulus/ tidak lulus, naik/tidak naik kelas, perlu remidi atau
pengayaan, dan peringkta siswa.
2.
Bentuk
Tes
Secara garis besar bentuk tes atau soal ujian dibedakan
menjadi 3 bentuk yaitu, 1) Tes objektif, 2) Tes non objektif, dan 3) Tes
perbuatan. Tes bentuk objektif mengacu pada pengertian bahwa jawaban siswa
diperiksa oleh siapapun dan kapanpun akan menghasilkan sekor yang kurang lebih
sama karena tes objektif hanya memiliki satu jawaban alternative yang benar.
Tes esai menunjuk pada pengertian bahwa cara pensekoran hasil pekerja siswa
dipengaruhi oleh subjek pemeriksa. Tes perbuatan menuuntut siswa melakukan
aktifitas tertentu dan penilaiannya dilakukan dengan cara mengamati performansi
berbahasa siswa. Namun, sebelumnya harus sudah dipersiapkan kriteria penilaian
agar pengukuran terhindar dari subjektifitas.
a) Bentuk Tes Objektif
Tes bentuk objektif dapat berupa tes
benar salah, pilihan ganda, menjodahkan dan isian singkat. Jawaban tes objektif
bersifat pasti dikhotomis. Hanya ada satu kemungkinan jkawaban yang benar dan
siapapun yang mengoreksinya akan sama.
b) Macam Tes Objektif
Jenis tes objektif yang banyak
digunakan orang adalah tes jawaban benar-salah (true-false), pilihan ganda (multiple
choise), isian (kompletion) dan
penjodohan (matching).
3.
Teknik
Nontes dalam Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia
Instrument nontes diantaranya dapat berupa:
a)
Fortofolio
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam penilaian pembelajaran bahasa Indonesia, penilaian
yang dilakukan harus meliputi penilaian hasil belajar bahasa Indonesia dan
penilaian proses belajar bahasa Indonesia. Penilaian hasil belajar bahasa
Indonesia dapat diperoleh dengan menggunakan evaluasi berupa tes dan nontes.
Alat tes berupa soal-soal dan alat nontes, Berupa tugas-tugas yang diberikan.
Evaluasi proses belajar bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan observasi,
kuisioner, dan sebagainya.
Berkaitan degan kurikulum yang berbasis kompetensi, pada
prinsipnya pembelajaran bahasa Indonesia sengaja diselenggarakan untuk
mencapai sejumlah tujuan, berupa berbagai kompetensi yang diajarkan. Untuk
mengetahui apakah tujuan atau kompetensi yang dikehendaki sudah dikuasai siswa
atau belum, dan seberapa besar tingkat pengasuhan tersebut, diperlukan
pengukuran dan penilaian.
Ada beberapa teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan
sebagai sarana untuk memperoleh informasi tentang proses dan hasil belajar
siswa. Penggunaan berbagai teknik dan alat itu harus di sesuaikan dengan tujuan
melakukan penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas yang dilakukan tugas, dan
banyaknya atau jumlah materi yang sudah disampaikan. Teknik penilaian dalam
uraian ini secara garis besar meliputi 1. nontes 2. tes. Ada dua macam evaluasi
pengajaran yaitu evaluasi hasil belajar bahasa Indonesia dan evaluasi proses
hasil balajar bahasa Indonesia. Evaluasi hasil balajar bahasa Indonesia dapat
diperoleh dengan menggunakan evaluasi berupa tes dan nontes.
DAFTAR PUSTAKA
Anas
Sudjiono. 1994. Teknik Evaluasi
Pendidikan-Suatu Pengantar, (jilid I & II), Yogyakarta: Sumbangsih
Offset.
Nurgiantoro,
B. 2001. Penilaian Dalam Pengajaran
Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Safari.
2002. Pengujian dan Penilaian Bahasa dan
Sastra Indonesia. Jakarta: PT Kartanegara.
|
Disusun oleh:
KELOMPOK VIII
EUIS AINI MUNASOFAH
UJANG ABDUL FATAH
RIDA SRI MAWADAH
YANTI LISDAMAYANTI
(Kelas/Ruang: Q/416)
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012
0 comments:
Post a Comment