Pages

Thursday, January 24, 2013

KONSEP PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN


A.    KONSEP PAIKEM
1.     Pembelajaran Aktif
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran merupakan faktor penting, kegiatan aktif ini seharusnya tidaklah hanya berupa keterlibatan secara fisik belaka, tetapi hal yang lebih utama adalah keterlibatan mental/intelektual, khususnya keterlibatan intelektual-emosional.
Contoh dari keterlibatan mental adalah mendengarkan ceramah, berdiskusi, melakukan pengamatan, memecahkan masalah, dan sebagainya. Keterlibatan emosional dapat beebentuk penghayatan terhadap perasaan, nilai, sikap, menguatnya motivasi, dan sebagainya dalam pembangunan ranah afektif. Demikian pula halnya keterlibatan fisik dalam berbagai perbuatan langsung dengan balikannya yang spesifik dan segera dalam upaya pembentukkan/pengembangan ranah psikomotorik.[1]
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam upaya mengoptimalkan keaktifan murid dalam belajar, baik dipandang dari pihak pembelajar, maupun dari pihak pengelola proses pembelajaran. Prinsip-prinsip itulah yang harus diperhatikan dalam menerapkan CBSA, yaitu: (Sulo Lipu La Sulo, 1990: 9-10):
1.     Penumbuhan motivasi, baik motivasi intrinsik maupun ekstrinsik;
2.     Pemantapan latar dari materi yang akan dipelajari, khususnya pemberian apersepsi/kaitan;
3.     Megupayakan keterarahan kepada suatu fokus;
4.     Belajar sambil bekerja, sambil bermain, ataupun kegiatan lainnya;
5.     Penyesuaian dengan perbedaan individual;
6.     Peluang untuk bekerjasama dengan berbagai pola interaksi;
7.     Peluang untuk menemukan sendiri informasi/konsep;
8.     Penumbuhan kepekaan mencari masalah dan memcahkannya;
9.     Mengupayakan keterpaduan, baik asimilasi maupun akomodasi kognitif.
Unutk mewujudkan prinsip-prinsip belajar diatas, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran, antara lain (Sulo Lipu La Sulo, 1990: 10):
1.     Mengupayakan variasi kegiatan dan suasana belajar dengan penggunaan berbagai strategi pembelajaran;
2.     Menumbuhkan prakarsa siswa untuk aktif dan kreatif dalm kegiatan pembelajaran;
3.     Mengembangkan berbagai pola interaksi dalam pembelajaran, baik antara guru dan siswa maupun antar siswa;
4.     Menggunakan berbagai sumber belajar, baik yang dirancang/by design (buku pelajaran, media pembelajaran, model kerangka manusia, dll) maupun yang dimanfaatkan/by utilization (tumbuhan, hewan. Lingkungan, pasar, dll);
5.     Pemantauan yang intensif dan diikuti dengan pemberian balikan yang spesifik juga segera.
2.     Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif dapat dilakukan dengan cara mengadaptasi model-model pembelajaran menyenangkan yang bisa membuat siswa terbebas dari kejenuhan-kejenuhan pemnbelajaran. Guru mencoba untuk menanamkan pemikiran “Learning is fun” kepada para peserta didiknya.[2]
3.     Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif menekankan pada pengembangan kreatifitas, baik pengembangan kemampuan imajinasi dan daya cipta (mengarang, membuat keerajinan tangan, mempraktekkan kesenian, dll) maupun pengembangan kemampuan berpikir kreatif.
Kreativitas merupakan tahap paling tinggi dalam pengembangan kemampuan berpikir kreatif pada diri siswa. Guru sebagai fasilitator pun,
4.     Pembelajaran Efektif
Aspek efektifitas pembelajaran merupakan kriteria penting dalam setiap pembelajaran. Pembelajaran yang efktif adalah pembelajaran yang mendidik, yang secara serentak dapat memenuhi dua sisi penting dari tujuan pendidikan di sekolah, yakni:
1.     Memiliki/menguasai ilmu pengetahuan,teknologi, dan seni (IPTEKS), dan
2.     membangun diri pribadi sebagai pemanggung eksistensi manusia.
Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bagsa, betujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi menusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, beriman, cakap, kreatif mensiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
5.     Pembelajaran Mneyenangkan
Pembelajaran menyenagkan merupakan pembelajaran yang didesain sedemikian rupa sehingga memberikan suasana penuh keceriaan, menyenagkan, san yang paling utama, tidak membosankan, kepada peserta didik. Pembelajaran yang menyenangkan, harus didukung oleh keamanan lingkungan, relevansi bahan ajar, serta jaminan bahwa secara emosional akan memberikan dampak positif.[3]
Salah satu upaya untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan adalah dengan menggunakan permainan edukatif (belajar sambil bermain). Pembelajaran sambil bermain itu dapat merupakan selingan yang menyenangkan bagi murid, yang dapat disertai dengan pemberian hadiah bagi murid yang tidak pernah membuat kesalahan.
Berikut adalah beberapa cotoh pembelajaran menyenangkan (Dadan Djuanda, 2006, dalam Konsorsium……., 2006: 161-171):
1.     Bisik Berantai,
2.     Lihat dan Katakan,
3.     Operasi Hitungan dengan Kartu,
4.     Permainan Monopoli Pembelajaran.[4]

B.    PRINSIP-RINSIP PAKEM DALAM PEMBELAJARAN
Prinsip-prinsip pembelajaran PAKEM antara lain:
1.     Mengalami,
2.     Komunikasi,
3.     Interaksi, dan
4.     Refleksi.[5]


[1] Laksmi Dewi, Masitoh, Strategi Pembelajaran, (Jakarta, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen gama RI: 2009) h. 260
[2] h. 261
[3] h. 263
[4] h. 264
[5] h. 265-266

0 comments:

Post a Comment