Model
Pembelajaran CLIS (Children Learning In Science)
Model
CLIS merupakan model pembelajaran yang berusaha mengembangkan ide atau gagasan
siswa tentang suatu masalah tertentu dalam pembelajaran serta merekonstruksi
ide atau gagasan berdasarkan hasil pengamatan atau percobaan.
Tujuan model pembelajaran ini, siswa diberi
kesempatan untuk mengungkapkan berbagai gagasan tentang topik yang dibahas
dalam pembelajaran, mengungkapkan gagasan serta membandingkan gagasan dengan
gagasan siswa lainnya dan mendiskusikannya untuk menyamakan
persepsi.Selanjutnya siswa diberi kesempatan merekontruksi gagasan setelah
membandingkan gagasan tersebut dengan hasil percobaan, observasi atau hasil
mencermati buku teks Di samping itu, siswa juga mengaplikasikan hasil
rekontruksi gagasan dalam situasi baru. . Model CLIS dikembangkan oleh
kelompok Children’s Learning In Science di Inggris yang dipimpin oleh
Driver .[1]Tahap –
Tahapan Children’s Learning In Sciencemenurut Driver:
1. Tahap orientasi ( orientation )
Tahap orientasi merupakan tahapan
yang dilakukan guru dengan tujuan untuk memusatkan perhatian siswa. Orientasi
dapat dilakukan dengan cara menunjukkan berbagai fenomena yang terjadi di alam,
kejadian yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari atau demonstrasi.
Selanjutnya menghubungkannya dengan topik yang akan dibahas.
2. Tahap pemunculan gagasan ( elicitation of ideas)
Kegiatan ini merupakan upaya yang
dilakukan oleh guru untuk memunculkan gagasan siswa tentang topik yang dibahas
dalam pembelajaran. Cara yang dilakukan bisa dengan meminta siswa untuk
menuliskan apa saja yang mereka ketahui tentang topik yang dibahas atau bisa
dengan cara menjawab pertanyaan uraian terbuka yang diajukan oleh guru. Bagi
guru tahapan ini merupakan upaya eksplorasi pengetahuan awal siswa.Oleh karena
itu, tahapan ini dapat juga dilakukan melalui wawancara internal. Wawancara
internal disini dilakukan dengan cara guru bertanya kepada siswa tentang
penghantar panas. Jawaban siswa dikumpulkan kepada guru. Kemudian guru
mememberikan pertanyaan yang sama,tapi jawaban pada sesi ini dijawab secara
terbuka bagi beberapa siswa sebagai sampel dalam memacu atau memunculkan
gagasan siswa yang ada.
3. Tahap penyusunan ulang gagasan ( restructuring of ideas)
Tahap ini dibagi menjadi tiga
bagian yaitu: pengungkapan dan pertukaran gagasan ( clarification and exchange), pembukaan pada situasi konflik ( eksposure to conflict situation), serta
konstruksi gagasan baru dan evaluasi ( construction
of new ideas and evaluation). Pengungkapan dan pertukaran gagasan merupakan
upaya untuk memperjelas atau mengungkapkan gagasan awal siswa tentang suatu
topik secara umum, misalnya dengan cara mendiskusikan jawaban siswa pada
langkah kedua dalam kelompok kecil, kemudian salah satu anggota kelompok
melaporkan hasil diskusi ke seluruh kelas. Dalam kegiatan ini guru tidak
membenarkan atau menyalahkan gagasan siswa.Pada tahap pembukaan ke situasi
konflik, siswa diberi kesempatan untuk mencari pengertian ilmiah yang sedang
dipelajari di dalam buku teks.Selanjutnya siswa mencari beberapa perbedaan
antara konsep awal mereka dengan konsep ilmiah yang ada dalam buku teks.Tahap
kontruksi gagasan baru dan evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk mencocokkan
gagasan yang sesuai dengan fenomena yang dipelajari guna mengkontruksi gagasan
baru.Siswa diberi kesempatan untuk melakukan percobaan atau observasi, kemudian
mendiskusikannya dalam kelompok untuk menyusun gagasan baru.
4. Tahap penerapan gagasan (application of ideas)
Pada tahap ini siswa dibimbing
untuk menerapkan gagasan baru yang dikembangkan melalui percobaan atau
observasi ke dalam situasi baru.Gagasan baru yang sudah direkonstruksi dalam aplikasinya
dapat digunakan untuk menganalisis isu-isu dan memecahkan masalah yang ada di
lingkungan. Misalnya dengan cara siswa mencari dan mencatat benda yang mereka
temukan di sekitar sekolah yang merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
topik pembelajaran sebanyak mungkin sesuai waktu yang diberikan.
5. Tahap pemantapan gagasan(review change in ideas)
Konsepsi yang telah diperoleh siswa perlu diberi umpan
balik oleh guru untuk memperkuat konsep ilmiah tersebut. Dengan demikian, siswa
yang konsepsi awalnya tidak konsisten dengan konsep ilmiah akan dengan sadar
mengubahnya menjadi konsep ilmiah.
punya buku sumbernya ga kaka?
ReplyDelete