Pages

Sunday, January 20, 2013

Metode Pembelajaran-Demonstrasi


Metode Demonstrasi

1.       Pengertian Metode Demonstrasi
Sebelum mengarah pada definisi metode demonstrasi maka penulis akan memberikan pengertian tentang apa itu metode. Metode adalah suatu cara atau alat untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sehingga dengan metode, maka semua tujuan dan harapan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Menurut Arief, kata metode berasal dari bahasa yunani “metodos”. Kata ini terdiri dua kata: yaitu “mitha” yang berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.[1]
Adapun metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk meperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik. Dengan metode demonstrasi guru atau siswa memperlihatkan pada seluruh anggota kelas sesuatu proses, misalnya bagaimana tata cara shalat yang sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.[2]
Zuhairini mengatakan metode demonstrasi suatu metode mengajar di mana seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta atau siswa sendiri memperlihatkan pada seluruh anggota kelas tentang suatu proses atau suatu kaifiyah melakukan sesuatu. Misalnya proses cara melakukan wudhu, proses cara melakukan shalat jenazah dan sebagainya. Dalam Pendidikan Agama Islam tidak semua masalah dapat didemonstrasikan, misalnya masalah aqidah, malaikat, surga, neraka, adanya siksa kubur dan sebagainya. Metode demonstrasi banyak digunakan dalam bidang ibadah dan akhlak.[3]
Di dalam metode demonstrasi cukup baik apabila digunakan di dalam penyampaian bahan pelajaran fiqih, misalnya bagaimana cara berwudhu, shalat, memandikan orang mati, thawaf pada waktu haji, dan yang lainnya.

2.       Aspek Penting dalam Metode Demonstrasi
Dalam setiap metode mempunyai aspek-aspek tertentu, yang mana aspek tersebut dalam menggunakan suatu metode harus diperhatikan sehingga tujuan atau penerapan suatu metode dapat teraplikasikan sesuai dengan tujuan. Adapun aspek yang penting dalam menggunakan metode
demonstrasi adalah:
1.     Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang didemonstrasikan tidak bisa diamati dengan seksama oleh siswa.
Misalnya alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas.
2.     Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas di mana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga.
3.     Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di kelas sebab alat-alat yang terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas.
4.     Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis.[4]

3.       Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi
Dalam setiap metode mempunyai kelebihan beserta kekurangan, seperti dalam metode demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan metode yang tidak selalu memberikan kontribusi yang baik pada setiap mata pelajaran karena tidak semuanya materi dapat didemonstrasikan.
Adapun kelebihan serta kekurangan metode demonstrasi akan dipaparkan di bawah ini.
a.      Kelebihan metode demonstrasi adalah:
1.     Perhatian anak didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang dianggap penting oleh guru dapat diamati.
2.     Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang didemonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain.
3.     Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif mengikuti proses belajar.
4.     Dapat menambah pengalaman anak didik.
5.     Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang disampaikan.
6.     Dapat mengurangi kesalahpahaman karena pengajaran lebih jelas dan konkrit.
7.     Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karena ikut serta berperan secara langsung.

Setelah melihat beberapa keuntungan dari metode demonstransi tersebut, maka dalam bidang studi agama, banyak yang dapat didemonstrasikan terutama dalam bidang ibadah, seperti pelaksanaan shalat, zakat, beberapa pelaksanaan rukun haji dan lain-lain.
Apabila teori menjalankan ibadah yang betul dan baik telah di miliki oleh anak didik, maka guru harus mencoba mendemonstrasikan di depan para murit. Atau dapat juga dilakukan guru memilih seorang murid yang paling terampil, kemudian di bawah bimbingan guru disuruh mendemonstrasikan cara shalat yang baik di depan teman-teman yang lain.
Tindakan mengamati segi-segi yang kurang baik lalu memperbaikinya akan memberikan kesan yang dalam pada diri anak didik, karna guru telah memberi pengalaman kepada anak didik baik bagi anak didik yang menjalankan demonstrasi ataupun bagi yang menyaksikannya.[5]
b.     Dari segi kelemahan atau metode demonstrasi adalah:
1.     Memerlukan waktu yang cukup banyak.
2.     Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efesien.
3.     Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-bahannya.
4.     Memerlukan tenaga yang tidak sedikit.
5.     Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstran menjadi tidak efektif.

Menurut Zuhairini kekurangan dan kelebihan dalam metode demonstrasi adalah:
1.     Dengan metode ini anak-anak dapat menghayati dengan sepenuh hatinya mengenai pelajaran yang diberikan.
2.     Memberi pengalaman praktis yang dapat membentuk perasaan dan kemauan anak.
3.     Dengan metode ini sekaligus masalah-masalah yang mungkin timbul dalam hati anak-anak dapat langsung terjawab.
4.     Akan mengurangi kesalahan dalam mengambil kesimpulan, karena anak mengamati langsung terhadap suatu proses.[6]

Sedangkan segi negatif dari metode demonstrasi adalah:
1.     Dalam pelaksanaan metode demonstrasi biasanya memerlukan waktu yang banyak (panjang).
2.     Apabila sarana peralatan kurang memadai atau alt-alatnya tidak sesuai dengan kebutuhan, maka metode ini kurang efeketif.
3.     Metode ini sukar dilaksanakan apabila anak belum matang untuk melaksanakan demonstrasi.
4.     Banyak hal-hal yang tidak dapat didemonstrasikan dalam kelas.


[1] Arief, Armai, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers. 2002. hlm:56
[2] Dardjat, Zakiah. Op.Cit. hlm: 296
[3] Zuhairini, dkk. Op Cit.hlm: 94
[4] Arief. Armai, Op Cit .hlm:47
[5] Proyek Pembinaan dan Sarana Perguruan Tinggi Agama. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam Jakarta 1985. hlm: 233
[6] Zuhairini, dkk., Op Cit. hlm: 95

0 comments:

Post a Comment